Yuk, Intip dan Kenali Uniknya Kebudayaan Suku Nias Sumatera Utara
Indonesia terkenal akan kekayaan alam dan keberagaman budaya yang mampu memikat wisatawan mancanegara untuk singgah ke Indonesia dan keberagaman Suku yang melengkapi kekayaan kebudayaan di Indonesia. Kami tertarik untuk mengenalkan kebudayaan teman kami yang berasal dari Pulau Nias, Sumatera Utara. Sehingga kali ini kami akan mengulas tentang keunikan tradisi kebudayaan dari salah satu Suku yang ada di Provinsi Sumatera Utara yaitu Suku Nias.
1. Kasta
Suku Nias mengenal sistem kasta (tingkatan) yang terbagi menjadi 12 kasta. Kasta yang tertinggi adalah kasta Balugu. Syarat seseorang untuk dapat mencapai kasta tetinggi ini yaitu harus mengadakan pesta besar-besaran dan mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi sebagai hidangan bagi para tamu undangan. Jika seseorang tersebut tidak sanggup dan tidak bisa memenuhi persyaratan itu maka seseorang itu tidak dapat menduduki kasta tertinggi. Wah berarti butuh perjuangan dan kerja keras ya hehe
2. Lompat Batu (Fahombo)
Tradisi ini disebut juga tradisi Hombo Batu. Menurut anggapan masyarakat Suku Nias, tradisi ini dilakukan sebagai ritual pendewasaan bagi para remaja di Nias. Jadi pemuda Nias yang berhasil melompati sebuah susunan batu dengan tinggi 2 meter dengan ketebalan sekitar 40 cm maka pemuda tersebut dianggap dewasa “nah kalau bisa melompati batu itu belum bisa dianggap dewasa, terus kapan dewasanya donk kalau ndak bisa melompati tuh batu ?. Jika ada kemauman dan usaha yang lebih keras pasti bisa deh dijamin.”
Kalau menurut saya kedewasaan ditentukan dari karakter orang. Tapi itulah kepercayaan yang suku Nias yakini dan kita harus tetap menghargai dan ikut andil melestarikan tradisi di Indonesia.
Menurut masyarakat setempat, keberhasilan pemuda dalam melompati Batu (Fahombo) karena terdapat unsur yang dipengaruhi oleh garis keturunan keluarganya. Misal kakeknya atau ayahnya yang merupakan pelompat handal, maka kemungkinan besar pemuda tersebut dapat melakukannya upacara dengan mudah.
Apabila pemuda berhasil menjalankan, keluarga dari pemuda akan menyembelih beberapa ekor ternak sebagai wujud syukuran atas keberhasilan anaknya.
3.Tari Perang (Foluaya)
Tari Perang melambangkan kesatriaan untuk kaum lelaki dari Suku Nias. Tari ini bermulai saat terjadi perang antar suku, para prajurit akan menjaga daerah mereka masing-masing dengan cara ngeronda. Ronda malam tersebut disebut dengan Fana’a oleh suku Nias. Ronda Suku Nias tujuannya sama dengan Ronda Malam yang dilakukan masyarakat pada umumnya yaitu untuk melindungi desa dari musuh yang menngendap-endap dan melakukan tindakan yang mencurigakan pada malam hari.
Ngerinya itu disaat musuh sudah tertangkap, kepala musuh akan dipenggal dan dipersembahkan untuk sang Raja. Woh ngeri sobat, DIPENGGAL loh …
Persembahan ini dinamakan Persembahan Binu. Saat memberikan persembahan, prajurit melakukan tarian perang sebagai tanda semangat . Karena sekarang sudah jarang terjadi perang antar suku maka tarian perang ini hanya ditarikan ketika hari besar atau penyambutan tamu terhormat.
4. Tari Moyo
Nah kalau Tari Moyo tokoh penarinya berbeda dengan Tari Perang karena tari tradisional yang bernama Moyo dilakukan oleh wanita yang berpasang-pasang, diiringi dengan musik dan memakai pakaian adat tradisional. Masyarakat Suku Nias juga menyebutnya dengan tarian Elang karena gerakannya mirip elang yang sedang terbang. Tarian tradisional ini ditampilkan pada saat acara besar, menyambut tamu, pernikahan ataupun upacara adat.
5. Tradisi Pernikahan
Tradisi dalam pernikahan suku Nias hampir sama dengan tradisi pernikahan suku lainnya. Tapi bedanya adalah pemberian mahar yang akan diberikan kepada pihak pengantin wanita. Mahar ini biasa disebut dengan nama Böwö. Böwö yang diberikan harus sesuai dengan kesepakatan bersama antara pihak laki-laki dan perempuan, disinilah akan terjadi proses tawar menawar antara kedua pihak. Lelaki yang akan meminang calon istrinya harus berpikir dua kali karena wajib menyiapkan mahar yang jumlahnya kalau saya pikir tidaklah sedikit. Biasanya yang biasa diberikan adalah babi, beras dan yang tidak ketinggalan adalah emas donk yaa. Dan luar biasanya babi yang diberikan bukan hanya satu ekor melainkan minimal 20 ekor lebih sesusai kesepakatan dan keteapan tradisi.
Itulah ulasan singkat tentang 5 tradisi kebudayaan Suku Nias yang unik dan harus dilestarikan oleh kita semua warga Indonesia bukan hanya Suku setempat saja. Karena Indonesia adalah SATU TANAH AIR, SATU BANGSA, dan SATU BAHASA. Hormati dan hargai juga kebudayaan setiap suku.