Bagian Sudut Monas Yang Menarik Dikujungi
Monumen Nasional yang lebih sering disingkat dengan sebutan Monas merupakan monumen kebanggaan masyarakat Indonesia. Proses pembangunan serta pendirian tugu memorial yang terletak di pusat ibukota Jakarta ini mempunyai akar sejarah yang cukup panjang dan sangat menarik untuk disimak.
sumber: https://kompas.com
Gagasan Presiden Soekarno
Pada tahun 1949, pemerintah kerajaan Belanda bersedia mengakui jika Indonesia merupakan negara yang berdaulat. Tidak lama setelah itu ibukota yang sebelumnya berada di Yogyakarta dipindahkan lagi ke Jakarta.
Selanjutnya Presiden Soekarno mengemukakan sebuah gagasan untuk membangun suatu monuman yang nantinya akan jadi simbol perjuangan rakyat Indonesia dalam memerdekakan bangsanya.
Dalam suatu kesempatan, Presiden Soekarno juga menyatakan bangsa Indonesia merupakan bangsa besar. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya peninggalan budaya di masa lalu, seperti Candi Borobudur yang tercatat sebagai candi Budha terbesar di dunia.
Jika pada masa lalu Indonesia sudah mampu mendirikan monumen berbentuk bangunan yang sangat megah, maka pada masa kini hal tersebut tidak mustahil bisa diwujudkan kembali.
sumber: https://merdeka.com
Tindak lanjut gagasan Presiden Soekarno
Gagasan yang dikemukakan oleh Presiden Soekarno tersebut langsung ditindaklanjuti. Tidak lama kemudian terbentuk komite pembangunan Monumen Nasional tepat pada hari perayaan kemerdekaan Indonesia yang kesembilan, 17 Agustus 1954.
Satu tahun berikutnya diadakan sayembara pembuatan desainnya. Melalui sayembara tersebut terkumpul 51 desain dan yang terpilih adalah karya Frederich Silaban. Dari sini lalu Presiden Soekarno memerintahkan Frederich Silaban untuk membuat rancangan menggunakan konsep lingga dan yoni. Setelah jadi rancangan Frederich ini disempurnakan R.M. Soedarsono.
Proses pembangunan Monas
Begitu rancangan karya Frederich Silaban dan R.M. Soedarsono disetujui Presiden Soekarno, langsung dilaksanakan proses pembangunan yang terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama diawali pada tahun 1961 sampai 1965. Dalam tahap ini dibangun pondasi, dinding museum di lantai dasar dan obelisk atau bangunan menjulang.
Tahap kedua dilaksanakan setelah pemberontakan G 30S/PKI berhasil ditumpas pada tahun 1966 sampai 1968. Setelah itu dilanjutkan kembali tahapan ketiga, mulai tahun 1969 sampai 1976. Dalam tahapan terakhir ini bagian dalam museum diberi tambahan diorama.
Meskipun belum selesai secara menyeluruh, tetapi oleh Presiden Soeharto Monas diresmikan pada tanggal 12 Juli 1975. Sejak saat itulah Monas dibuka untuk umum, sehingga masyarakat bisa melihat dan menyaksikannya secara langsung.
Struktur dan bagian bangunan Monas
Konsep utama bangunan Monas berupa lingga dan yoni simbol kesuburan serta kemakmuran. Sedangkan ukurannya disesuaikan dengan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia, 17-8-45. Angka ini memiliki makna yang sangat penting, yaitu semangat rakyat dan bangsa Indonesia dalam berjuang demi melepaskan diri dari belenggu penjajahan bangsa asing.
sumber: https://museumjakarta.com
Pada puncak bangunan Monas terdapat lidah api yang merupakan lambang semangat bangsa Indonesia yang selalu menyala-nyala dan berkobar di dalam dada. Lidah api ini dilapisi emas yang beratnya 45 kilogram dengan ukuran ketinggian 17 meter.
Kemudian di pelataran puncaknya atau bagian paling atas yoni ada semacam halaman dengan ukuran 11 x 11 meter. Dari tempat ini kita bisa menyaksikan pemandangan kota Jakarta serta gedung-gedung berukuran tinggi. Apabila cuaca sedang cerah, dapat pula disaksikan Gunung Salak dan Laut Jawa serta Kepulauan Seribu.
Selanjutnya di bagian paling bawah digunakan sebagai ruang museum yang menggambarkan sejarah bangsa Indonesia dari masa kerajaan hingga terjadinya pemberontakan G 30S/PKI.
Di bagian luar monumen didirikan beberapa patung. Patung yang ada di sebelah timur berupa penggambaran penjajahan Jepang dan perebutan kekuasaan. Lalu di sebelah tenggara ada patung para pahlawan bangsa dalam peristiwa 10 November di Surabaya.
Kemudian di barat daya ada patung-patung tentang pembentukan TNI atau Tentara Nasional Indonesia. Terakhir di barat laut adalah patung tentang pembangunan bangsa Indonesia.