Serba Alamiah, Itulah Rumah Suku Korowai Papua
Jika kita mendengar nama Papua, pasti yang terbayang pertama kali adalah lokasi yang amat jauh. Meski lokasinya amat jauh, namun siapa sangka di pulau terbesar di nusantara itu menyimpan banyak pesona yang sulit ditandingi di wilayah manapun. Papua merupakan wilayah yang sangat kaya, termsuk suku yang mendiaminya. Dari beberapa suku yang ada, Suku Korowai adalah yang menarik dan unik, termasuk dengan tempat tinggalnya.
n
sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id
n
Suku Korowai sendiri merupakan salah satu suku di Papua yang sudah berusia sangat lama. Keberadaan Suku Korowai tersebut sudah ada sejak 35 tahun yang lalu. Suku Korowai itu pun lebih suka menetap dan tinggal di pedalaman. Maka dari itu, tidak heran jika kehidupan mereka tidak akan jauh dari yang namanya hutan, seperti wilayah yang memang mendimonasi tanah Papua.
n
Hutan sudah menjadi sahabat bagi Suku Korowai, dalam hal ini adalah mengenai tempat tinggalnya. Dengan kata lain, rumah yang dimiliki oleh Suku Korowai adalah menyatu dengan hutan dan pepohonan, atau lebih tepatnya berada di atas pohon. Rumah pohon adalah sebutan yang bisa disematkan pada rumah di ketinggian tersebut.
n
Suku yang berjumlah sebanyak 2.868 jiwa ini memang telah cukup lama menghuni rumah pohon tersebut. Namun yang unik dari rumah-rumah tersebut adalah sebarannya yang cukup jauh satu dengan yang lainnya. Jadi tidak seperti suku di perkampungan lainnya yang hidup dalam ruang lingkup yang bersama.
n
Timbul pertanyaan, kenapa sih mereka membangun rumah dengan bentuk dan letak demikian? alasannya ternyata cukup jelas, yakni mereka melakukannya karena untuk menghindari serangan binatang buas. Jadi jika rumah mereka tinggi dari permukaan, kehidupan mereka pun akan terhindari dari ancaman binatang buas, yang bisa datang ketika mereka lengah. Adapun ketinggian rumah dipohon tersebut adalah 20 sampai dengan 50 meter. Cukup tinggi, bukan?
n
Selain itu, seperti adanya kepercayaan yang masih dimiliki oleh suku pedalaman, pun demikian dengan Suku Korowai ini. Mereka memiliki anggapan dengan tingginya jarak rumah tersebut, selain terlindung dari binatang buas, juga terlindung dari roh yang jahat. Dengan begitu, jika rumah mereka terletak semakin tinggi, maka semakin jauh jugalah ancaman dari roh jahat itu.
n
sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id
n
Sekilas jika kita lihat rumah tersebut, bahan yang digunakan adalah perkayuan. Namun apakah benar seperti itu? Ya benar karena Suku Korowai itu hidup di pedalaman, jadinya mereka memanfaatkan apa yang ada di hutan, termasuk dalam pembangunan rumah pohon tersebut. Bahan yang digunakan adalah kayu, rotan, ranting pohon, dan juga dengan akar-akaran. Jadi semuanya tampak begitu alami.
n
Bahkan pada 2011 lalu, ada perhatian yang ditunjukkan oleh BBC sebagai salah satu media yang menyoroti kehidupan alam semesta. Mereka tampak begitu tertarik dan penasaran, apa benar masyarakat Suku Korowai membangun rumah dengan sangat cetap dan mudah? Untuk itulah, mereka melakukan penelitian sebuah film dokumentasi. Dan ternyata memang benar adanya, liputan mereka memperlihatkan bahwa Suku Korowai membangun rumah di ketinggian itu hanya dalam tempo 2 Minggu saja. Luar biasa, bukan?
n
Pemilihan pohon untuk dijadikan tiang rumah pun tidak boleh sembarangan. Mereka memilih pohon yang sudah besar dan tinggi, dengan ukuran tiang pohon yang sudah besar. Dengan demikian, pembangunan rumah dan tinggal di dalamnya pun akan terasa aman karena pohonnya pun kokoh.
n
Yang harus kita tiru dari kehidupan Suku Korowai ini adalah kuatnya unsur gotong royong. Dalma pembangunan rumah pohon tersebut, mereka melakukannya dengan bersama-sama, antara keluarga dekat dan juga warga sekitar. Pun demikian dengan membuat rangka serta dinding, lantai, dan juga atapnya.
n
Kehidupan masyarakat korowai tidak selamanya ada di atas pohon. Mereka juga sering menjalani kehidupan di bawah, terutama jika sedang berburu dan mengolah makanan, khususnya sagu. Juga mereka membawa anak mereka turun untuk belajar hidup di hutan dan bertahan hidup.
n
sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id
n
Jika waktu telah menunjukkan sore hari, maka itu tandanya aktivitas di bawah sudah selesai. Mereka semua kembali ke rumah, dan begitu kembali dilakukan pada esok harinya.
n
Meski tinggal di pedalaman dengan segala keterbatasan, Suku Korowai ternyata mampu hidup damai dengan yang lainnya. Kehidupannya benar-benar digantungkan kepada alam sekitar. Jika kita penasaran dan ingin merasakan tinggal di rumah pohon tersebut, datanglah ke Papua untuk bertemu dengan Suku Korowai.