5 Bagian Keris dalam Sejarah Keris Jawa
Bila kita membicarakan mengenai keris maka yang ada di pikiran kita adalah sebilah pedang yang tajam, yang tidak mudah kita miliki, dan tidak biasa dimiliki oleh banyak orang. Keris biasanya memiliki bagian-bagian yang ada baiknya kita mengetahui, ada beberapa istilah yang perlu kita tahu dimana istilah ini berasal dari Jawa. Yang pertama adalah pegangan keris atau dapat disebut hulu keris. Untuk pegangan keris ini memiliki berbagai macam motif, yaitu bentuknya ada yang seperti patung dewa, patung raksasa, pertapa, hutan, dan juga ada yang sudah mendapat ukiran dengan emas serta dengan batu mulia. Ada juga pegangan yang lainnya, seperti pegangan Sulawesi yang memberikan gambaran burung laut, dimana artinya sebagian besar profesi orang Sulawesi yang memang menjadi pelaut andal.
Selanjutnya adalah warangka atau sarung keris. Dimana ini merupakan komponen dari keris yang memiliki fungsi tertentu, dan juga terutama dalam sosial di masyarakat Jawa tersebut. Dan ini juga yang bisa dilihat secara langsung. Warangka ini awalnya terbuat dari kayu. Warangka ini memiliki penambahan fungsi, yaitu sebagai adanya cerminan dari status sosial. Untuk aturan pemakaian terhadap warangka ini yaitu tentu saja sudah ditentukan. Ada yang dinamakan wrangka ladrang, ini digunakan untuk melakukan upacara resmi. Acara resmi tersebut seperti acara yang resmi di keraton, acara pengangkatan jabatan, sedangkan untuk wrangka gayaman digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Selanjutnya bagian dari keris yaitu wilah, wilah merupakan bagian yang utama dari keris. Ini juga merupakan bagian yang tidaklah memiliki kesamaan pada setiap wilahan. Sedangkan pada pangkal wilahan ada yang disebut pesi, ini merupakan ujung dari bagian bawah sebilah keris. Untuk pesi ini memiliki panjang 5 cm sampai dengan 7 cm. Untuk bentuknya adalah bulat panjang. Ada beberapa sebutan di beberapa daerah, yaitu untuk di daerah Jawa Timur memiliki nama lain paksi, untuk di daerah Riau disebut juga dengan puting, sedangkan untuk yang ada di daerah Serawak, Brunei dan juga Malaysia nama lainnya adalah punting. Pada pangkal keris pada bagian bawah disebut sebagai ganja. Dimana di tenghanya terdapat lubang pesi. Sebagian dari bagian di wilah serta ganja tidak bisa terpisahkan sehingga merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan juga.
Pengamat budaya menyebutnya bahwa kesatuan tersebut melambangkan kesatuan antara lingga dan yoni. Untuk ganja sepintas memiliki bentuk menyerupai cecak, untuk di bagian depannya dinamakan sirah cecak. Untuk bentuk ganja ada beberapa macam, yaitu dungkul, sebit rontal, wilut, dan juga kelap lintah. Ada yang namanya luk. Untuk luk ini merupakan bagian yang memiliki kelokan daripada wilah-bilah keris. Sedangkan jika dilihat dari adanya bentuk keris terdapat dua golongan yang besar-besar, yakni keris yang bilahnya berbelok-belok dan juga keris yang lurus. Sedangkan untuk cara menghitung luk pada bilah yaitu dengan memulai dari pangkal keris ke arah ujung dari keris tersebut.
Jika dilihat di atas ada yang disebut ladrang dan gayaman yang merupakan bentuk pola wrangka sedangkan fungsi wrangka yaitu dapat disebut gandar. Sedangkan fungsi dari gandar yaitu untuk membungkus, maka itu fungsi dari keindahan tidak dapat diutamakan. Untuk memperindahnya maka akan dilapisi yang disebut pendok. Sedangkan untuk bagian pendok ini diukir dengan sangat indah. Dengan dibuat dari logam kuningan, dengan campuran juga perak dan juga emas. Sedangkan untuk di daerah luar Jawa, pendoknya terbuat dari emas. Dengan ditambahi hiasan seperti sulaman tali yang terbuat dari emas. Selain itu, juga ada bunga bertaburkan intan dan juga berlian, sangat indah sekali dan tentunya akan menjadi nilai jual yang mahal keris tersebut.
Selanjutnya bagian keris ada yang disebut tangguh keris. Maksudnya tangguh keris adalah dilihat dari waktu pembuatan keris tersebut, lebih kepada periode atau umur keris, atau juga dapat disebut sebagai gaya pembuatan. Ini juga dapat dikatakan serupa dengan tari Jawa yang berasal dari Yogyakarta dan juga yang berasal dari Surakarta. Dengan mengerti tentang tangguh maka akan diketahui cirri-ciri fisik dari suatu keris. Sedangkan untuk beberapa tangguh yang dikenal, yaitu tangguh Pajajaran, tangguh Majapahit, tangguh Yogyakarta, tangguh mataram, tangguh Surakarta. Ini adalah bagian-bagian keris yang cukup lumayan sulit jika ingin diingat pada beberapa bagian. Namun unik jika kita menelaah tentang bagian keris ini.